Rabu, 12 Februari 2014

relung hati dalam cinta




Sama sekali tak mungkin percaya aku
Bahwa Kau berpaling dari hamba-Mu
Selalu kukatakan ucapan yang dilontarkan musuh-musuhku
Hanya rekaan dusta semata.
Kau jiwaku dan tanpa jiwaku
Bagaimana mesti hidup aku
Kau mataku tanpa Kau Aku tak punya mata untuk melihat sesuatu.

Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata
Kusimpan kasih-Mu dalam dada
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku tenang, diam bagai ikan
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat dalam bibirku
Tariklah misaiku dalam dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana aku tahu?

Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi menahan kepedihan
Mengenangmu bagai unta memamah biak makanan
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal bersembunyi dan tidak bicara
Di hadirat kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah Aku menanti tiada musim semi.
Hingga tanpa napasku sendiri
Aku dapat bernapas wangi
Dan tanpa kepalaku sendiri
Aku dapat membelai kepala lagi.
[membujuk yang tercinta)

Rahasia kegilaan adalah sumber akal.
Seorang dewasa gila karena cinta.
Ia yang bersama Hatinya seribu kali lebih kuat dari dirinya sendiri

Mati tanpa cinta adalah kematian yang terburuk dari segala kematian.
Tahukah mengapa tiram bergetar?
Tentu karena mutiara Cinta
Tuhan terangi hati dan jadikan para pecinta terjaga sepanjang malam.
Wahai kawan, jika kau seorang pecinta jadilah seperti lilin.
Larut di sepanjang malam, membara hingga pagi datang!
Dia bagai cuaca beku di musim panas, bukanlah seorang pecinta.
Di tengah musim panas, hati seorang pecinta membakar musim gugur.
Wahai kawan, jika kau pendam cinta yang ingin kau nyatakan
teriaklah seperti seorang pecinta!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar