Sama sekali tak mungkin percaya aku
Bahwa Kau berpaling dari hamba-Mu
Selalu kukatakan ucapan yang
dilontarkan musuh-musuhku
Hanya rekaan dusta semata.
Kau jiwaku dan tanpa jiwaku
Bagaimana mesti hidup aku
Kau mataku tanpa Kau Aku tak punya
mata untuk melihat sesuatu.
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu
dalam kata
Kusimpan kasih-Mu dalam dada
Bila kucium harum mawar tanpa
cinta-Mu
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku tenang, diam bagai ikan
Tapi aku gelisah pula bagai ombak
dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat dalam
bibirku
Tariklah misaiku dalam dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana aku tahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam
iringan ini selalu.
Kukunyah lagi menahan kepedihan
Mengenangmu bagai unta memamah biak
makanan
Dan bagai unta yang geram mulutku
berbusa.
Meskipun aku tinggal bersembunyi dan
tidak bicara
Di hadirat kasih aku jelas dan
nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah Aku
menanti tiada musim semi.
Hingga tanpa napasku sendiri
Aku dapat bernapas wangi
Dan tanpa kepalaku sendiri
Aku dapat membelai kepala lagi.
[membujuk yang tercinta)
Rahasia kegilaan adalah sumber akal.
Seorang dewasa gila karena cinta.
Ia yang bersama Hatinya seribu kali
lebih kuat dari dirinya sendiri
Mati tanpa cinta adalah kematian
yang terburuk dari segala kematian.
Tahukah mengapa tiram bergetar?
Tentu karena mutiara Cinta
Tuhan terangi hati dan jadikan para
pecinta terjaga sepanjang malam.
Wahai kawan, jika kau seorang
pecinta jadilah seperti lilin.
Larut di sepanjang malam, membara
hingga pagi datang!
Dia bagai cuaca beku di musim panas,
bukanlah seorang pecinta.
Di tengah musim panas, hati seorang
pecinta membakar musim gugur.
Wahai kawan, jika kau pendam cinta
yang ingin kau nyatakan
teriaklah seperti seorang pecinta!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar