Selasa, 18 Februari 2014

Semua Tentang Kita






Inilah cerita Tentang aku dan 3 Sahabat ku yang pernah bersamaku, yang saling mengerti, saling mendukung, dan saling merangkul satu sama lain ketika salah satu diantara kita ada yang tersesat dan tak tau arah.
Kita bertemu di satu lingkungan, Bukan cinta yang mempersatukan kita namun hati yang ingin kita bersatu berjalan beringiringan saling rangkul satu sama lain agar diantara kita tidak ada yang tersesat dijalan. Bukan pertengkaranlah yang memisahkan kita akan tetapi keegoisan dari diri kita masing-masinglah yang membuat kita terpecah belah, berantakan tidak beraturan, yang memilih untuk berpisah.
Saat Jarak Memisahkan kita semakin jauh. Terlena dengan masa depan dan melupakan masa lalu yang indah yang pernah kita rangkai dengan cerita-cerita kebersamaan kita kala itu. Kita melangkah bersama dan saling rangkul dari titik mulai hingga akhirnya kita terpecah belah. Berpisah untuk kesekian kalinya. Pergi dan saling melupakan.
“Kau pergi seperti dedaunan yang terhembus angin seketika. Kau melupakan masa lalu seperti angin yang menerpa debu-debu kelam yang kau anggap itulah masa lalu kita.”
Cobalah lihat kebelakang ada siapa di belakangmu? Seorang sahabat sejatimu yang pergi dan tidak berjalan searah denganmu. Aku berjalan dengan bayanganku yang setia menemaniku ke arah Utara, Kau berjalan ke arah Selatan, Dia berjalan ke arah Timur, dan serta Dia berjalan ke arah Barat. Saat keegosisan membuat kita terpecah belah,  kita berjalan tidak searah saling menuju jalan yang tidak kita inginkan. Mungkin aku hanya dapat berjalan searah denganmu saat didalam mimpimu, namu aku tidak akan pernah berjalan searah dengamu didunia nyata.
Ketika kita semua sudah sampai didepan sebuah pintu masa depan kita masing-masing, namun itu bukan pintu kita. Kita kembali berjalan menuju tempat dimana terakhir kita bersama. Kita berjalan beriringin dari tempat dimana kita terpisahkan sampai akhirnya kita menemukan sebuah pintu yang memiliki 4 jalan untuk kita bertemu. Inilah jalan menuju masa depan kita yang sesungguhnya.
Biarkanlah air mata yang mengantarkan kepergian mereka dan membentuk sebuah tulisan perpisahan terakhir antara aku, kau, dia, dan dia. Dan biarkanlah senyum kebahagiaan yang akan mempertemukan aku, kau, dia, dan dia kembali.
Rasanya ini bukan sebuah cerita mengenai kisah persahabatan ku, melainkan sebuah kisah Tentang Kita. Saat Jarak Memisahkan kita satu sama dengan yang lainnya. Tapi kalian tetap sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Walaupun kalian lupa dengan ku tapi kalian tidak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar