Tujuan adalah goal atau sesuatu yang
ingin kita capai. Sementara jalan yang akan kita pilih untuk kita lalui adalah
rencana.Jika anda mempunyai sebuah tujuan,
maka anda perlu menentukan jalan mana yang akan anda pilih untuk dilalui. Jika
anda punya goal (target) maka penting untuk anda mempunyai rencana yang jelas
untuk mencapainya. Sebuah rencana hanya relefan untuk orang yang mempunyai
target dalam hidupnya.
Namun demikian, adakalanya seseorang
mempunyai target-target dalam hidupnya tetapi dia tidak pernah membuat rencana
untuk mencapainya. “Let it flow” itu katanya. Atau “yang penting mau
kerja keras pasti akan sukses”. Karenanya banyak sekali orang yang merasa
terapung-apung dalam hidup dan pekerjaannya. Mereka kerja keras tetapi jalan
ditempat tidak beranjak kemana-mana.
Mengapa Orang tidak Mau Membuat
Rencana?
· Tidak ada gunanya membuat rencana
Ada orang yang banyak sekali membuat
rencana tetapi mereka tidak bisa menjalankan satu per satu rencana tersebut.
Selalu saja muncul aktifitas-aktifitas lainnya yang ternyata lebih penting yang
tiba tiba menyelang dan harus dikerjakan. Setelah itu mereka merasa membuat
rencana tidak ada gunanya.
· Hanya buang-buang waktu dan menambah pekerjaan administratif
Banyak yang berpikir menyusun
rencana memerlukan waktu yang lama. Mereka, terutama yang ada di dunia
penjualan, merasa membuat rencana harian, mingguan dan bulanan hanya akan
memakan waktu yang bisa mereka gunakan untuk memburu target. Hal ini menjadi
terasa berat karena adanya tambahan pekerjaan administrative yang perlu
dilakukan.
· Tidak Fleksibel
Jika terpaku pada rencana tidak akan
fleksible dalam melakukan pekerjaan. Karena pada kenyataannya banyak hal
terjadi di luar rencana.
Anda tidak akan mempunyai
pandangan-pandangan tersebut jika anda menyadari betul arti pentingnya memiliki
sebuah perencanaan.
Mengapa Membuat sebuah Perencanaan
Sangat Penting?
· Good planning helps to make elusive dreams come true – Lester Robert Bittel –
Perencanaan akan membuat impian anda
menjadi kenyataan. Target dan tujuan hidup anda adalah sebuah impian. Dan
impian itu tidak akan menjadi kenyataan jika anda tidak berusaha mewujudkannya.
Untuk mewujudkan impian itu sebagai
awalnya anda harus membuat perencanaan baru melakukan tindakan (Action). Jika
anda melakukan action tanpa ada sebuah rencana maka mimpi anda akan menjadi
sebuah mimpi buruk. Begitu juga sebaliknya jika anda mempunyai sebuah rencana
yang bagus tetapi tidak ada action, maka itu hanya akan menjadi mimpi di siang
bolong.
If you don’t have daily objective,
you qualify as a dreamer
· Perencanaan membuat aktivitas anda lebih terarah
Pernahkah anda datang ke kantor dan
tidak tahu apa yang akan dilakukan?. Yang terjadi selanjutnya adalah anda akan
membuka computer utak-atik internet atau main game. Anda yang di dunia
penjualan, mungkin juga pernah mengalami kebingungan untuk berkunjung ke
prospek yang mana. Sesampainya di kantor, yang anda lakukan adalah minum kopi
dan selanjutnya berkeliling kesana-kemari tanpa tujuan yang jelas. “Barangkali
bisa nemu hot prospek” itu mungkin yang anda pikirkan. Tapi kenyataannya
sama sekali anda tidak menemukan prospek itu hingga waktu makan siang, kemudian
mampir ke masjid dan tertidur. Itu semua terjadi karena anda tidak punya
rencana.
· Perencanaan akan membantu anda mengambil keputusan-keptusan
yang tepat
Seringkali anda dihadapkan pada
pilihan-pilihan baik dalam pekerjaan ataupun dalam hidup. Jika anda tidak
merencanakan karir anda atau hidup anda, saya yakin anda akan bingung
menentukan pilihan-pilihan hidup. Itulah yang dialami Alice dalam dialog
pembuka tulisan ini. Bahkan untuk hal yang sangat sederhana pun dia harus
bertanya pada seekor kucing.
Ketika anda sudah mempunyai sebuah
rencana, anda tinggal memilih dan memilah pilihan mana yang sesuai dengan
rencana anda. Dan tentu saja apa yang kita rencanakan tidak akan 100% sama
dengan kenyataan yang terjadi. Karenanya kita perlu menyesuaikan diri untuk
lebih fleksible dalam menyikapi gap antara rencana dengan kenyataan tersebut.
Tetapi paling tidak anda tidak akan bingung dan bimbang dalam menentukan
pilihan.
Bagaimana Membuat sebuah
Perencanaan?
Membuat sebuah perencanaan sangatlah
mudah dan tidak memakan waktu lama. Anda hanya membutuhkan 5 – 10 menit. Ikuti
beberapa langkah berikut maka anda akan mempunyai sebuah perencanaan yang luar
biasa.
1. Untuk membuat sebuah rencana, anda perlu membuat sebuah goal setting.
Goal setting adalah pondasi dari
sebuah perencanaan. Ibarat peta, goal setting adalah tempat yang ingin anda
tuju. Goal Setting adalah target atau impian anda. Tidak pedulu seberapa besar
impian anda, anda hanya perlu menuangkannya dalam dimensi What – How Much –
by When. Sangat sederhana.
-
What
: Apa yang ingin anda capai
-
How Much : Berapa
jumlah/nominal/angka yang ingin anda capai
-
When
: Kapan batas waktu pencapaiannya
Yang perlu anda ingat adalah, goal
setting yang anda buat haruslah memotivasi dan memberdayakan. Karenanya, ada
beberapa panduan dasar yang cukup powerful dalam membuat sebuah goal setting,
yaitu menggunakan metode SMART.
· S – Specific (Significant)
Apa yang ingin anda capai (What)
harus tertuang dalam sebuah pernyataan yang jelas dan spesifik. Tidak boleh
normatif.
“Saya akan menjadi sales terbaik di
cabang A” ini adalah sebuah pernyataan normatif karena tidak ada patokan yang
jelas mengenai terminology terbaik. Anda bisa mengubah pernyataan itu menjadi :
“Saya harus menjadi sales terbaik
pertama dalam penjualan di cabang A”.
Atau “Saya harus menjadi sales dengan penjualan terbaik ke dua di cabang A”.
Ingat tidak harus menjadi yang pertama untuk menjadi yang terbaik. Bila nomor
dua saja sudah cukup, itulah yang terbaik untuk anda.
· M – Measurable (Meaningful)
Target anda harus terukur dan
memberikan arti / impact bagi tempat dimana anda bekerja. Karenanya harus ada
angka yang jelas berapa besarnya (How Much).
If you can’t measure it, you can’t
manage it. Measureable artinya dapat diukur secara objective. Tujuan yang
measureable adalah tujuan yang di dalamnya ada jawaban atas pertanyaan,
“Seberapa…”, Berapa kali, berapa banyak? Dan bagaimana saya tahu bahwa saya
sudah mencapai tujuan?”. Bagaimana Anda tahu anda sudah mencapai Goal? Jadilah
spesifik. “Saya sudah membaca 2 buku manajemen dengan ratusan halaman hingga
akhir fiscal year baru, April 2011.” Bandingkan dengan “I want to be a good
reader” yang kurang bahkan tidak terukur.
Ketika Anda mengukur perkembangan
pencapaian tujuan, kita sedang ada di jalur yang benar. Ketika mengevaluasi
diri, kita akan mengetahui bahwa kita sudah mencapai atau belum mencapai
tujuan. Kalau belum maka kita punya kekuatan untuk tetap berusaha mencapai
tujuan itu. Ada data dan fakta yang berbicara untuk menilai dan mengukur
keberhasilan pencapaian tujuan kita, itulah maksudnya terukur, measureable.
· A – Attainable (Action-Oriented)
Target tersebut haruslah bisa
dicapai. Bukan angka sulap angka sihir. Anda harus bisa menjelaskan darimana
angka tersebut bisa terpenuhi. Misalnya; target penjualan Rp. 200 juta
perbulan dari 5 account nasabah. Dengan demikian anda akan mudah menentukan
ritme aktivitas yang akan anda lakukan untuk mencapai target tersebut.
Terjangkau dan dapat dicapai, itulah
ciri tujuan yang baik yang semakin mendekatkan kita dengan kesuksesan. Pada
waktu Anda merancang tujuan yang PENTING untuk dicapai, Anda langsung
membayangkan, mencari ide dan cara untuk merealisasikan tujuan tersebut. Anda
melihat beberapa kemungkinan, Anda melihat kesempatan bahwa tujuan itu bisa
diraih.
Tujuan yang terlalu tinggi dan jauh
dari pencapaian tentu akan membuat Anda tidak komit untuk menjangkaunya,
membuat Anda tidak termotivasi untuk mencapai tujuan Anda. Misal Anda
bercita-cita ingin menjadi Astronot, padahal secara fisik anda memiliki
pandangan yang kabur, mata minus, dan secara teknis Anda tidak lulus SMU. Atau
Anda punya hobbi jajan makanan dan minuman alias ngemil, bobot Anda sekarang
adalah 100 kg. Anda punya tujuan mengurangi berat badan 1kg setiap harinya
hingga mencapai berat ideal. Semua teman dekat Anda juga tentu tahu bahwa
dengan tujuan itu, Anda justru semakin tertekan oleh tujuan anda sendiri karena
tidak bisa mencapainya. Tetapi dengan menetapkan tujuan mengurangi berat badan
1kg dalam seminggu terus dan sehingga saat itu tercapai setiap minggunya, Anda
akan semakin termotivasi untuk tetap melakukannya hingga Tujuan Akhir Anda,
mencapai berat ideal 80kg. Perasaan Sukses yang muncul itulah yang akan tetap
memotivasi Anda.
· R – Realistic (Relevant) Dan Reasonable
Miliki dan rancanglah tujuan yang
realistis. Serupa tapi tak sama dengan ciri tujuan Attainable, tujuan yang
realistis adalah tujuan yang dapat dijalankan. Realistik bukan berarti mudah,
realistik berarti sesuai kondisi diri dan do-able. Tujuan yang realistik
bisa saja mendorong orang ke ujung kemampuan dan pengetahuannya tetapi tidak
akan mematahkan semangat untuk mencapainya.
Reasonable adalah dapat
dipertanggungjawabkan. Tidak hanya sekadar mengarang tujuan hidup, tetapi
membuat tujuan yang bisa dijalankan dengan bentuk-bentuk usaha yang mengarah
pada kesuksesan pencapaian. Kalau saat
ini Anda pekerja kantoran level supervisor, kemudian punya tujuan menjadi
manager dalam tempo 1 tahun kurang, tentu itu bukanlah tujuan yang realistis.
Menjadi realistis kalau tujuannya adalah menjadi Manager 2 tahun ke depan, atau
menjadi Assistant Manager 1 tahun ke depan. Bagaimanapun juga Anda bisa
stretching, melenturkan tujuan ke sesuatu yang lebih tinggi. Being realistic
and reasonable will stretch you to the optimum stage
·
T –
Time-bound (atauTrackable)
Target yang ada tetapkan harus
mempunyai horizon waktu yang jelas. Apakah target itu tahunan, bulanan,
mingguan atau bahkan harian.
Rancanglah
tujuan dengan tenggat waktu yang jelas, 1 minggu 7 hari, 30 hari, 1 tahun, atau
tentukan tanggal dan waktu yang spesifik. Tanpa batasan waktu yang jelas, maka
tidak akan ada sense of urgency yang akan mendorong kita untuk segera
bertindak. Komitment akan muncul dalam konteks waktu, karena tenggat waktunya
spesifik. Jika tidak maka kita akan berpikir bahwa kita bisa melakukannya kapan
saja, atau ah nanti saja. Sikap yang muncul dari ketidaktegasan kurun waktu
inilah yang justru akan menjauhkan kita dari SUKSES. Anda mau semakin dekat
dengan Sukses? Untuk itu buatlah tujuan dengan batasan waktu yang jelas, Time
framed.
Kombinasi antara dimensi What – How
Much – by When dengan SMART tools menghasilkan sebuah matriks goal setting
sebagai berikut :
What
|
Specific
|
|
How Much
|
Measurable
|
|
Achievable
|
||
Realistic
|
||
When
|
Time Bound
|
Sebuah contoh Goal setting dengan
menggunakan metode di atas adalah sebagai berikut :
What :
Saya akan menjadi penjual terbaik ke-2 di cabang A
How Much : Dengan pencairan kredit Rp. 2,5 milyar/bulan (150%
target) dari minimal 3 nasabah
When :
Pada bulan ke-3 saya akan mewujudkannya
2. Tentukan aktivitas yang akan anda lakukan
Setelah anda mempunyai sebuah goal
setting, maka selanjutnya anda harus menentukan aktivitas apa yang anda
lakukan. Jika anda ingin menghasilkan pencairan kredit Rp. 2,5 milyar/bulan
dari 3 nasabah maka anda tahu target market anda paling tidak adalah nasabah
pada segmen > Rp. 1,5 milyar. Dengan demikian, anda bisa putuskan kemana
saja anda harus melakukan kunjungan, berapa jumlah kunjungan yang harus anda
buat perhari.
Untuk membantu anda agar lebih
terarah, anda bisa membuat rencana kunjungan harian. Rencana kunjungan harian
bisa anda buat pada malam hari sebelumnya atau pagi hari sebelum jam kantor
mulai.
Format berikut bisa anda gunakan
untuk Rencana Kunjungan Anda :
No
|
Nama
Nasabah
|
Alamat
|
Produck yang ditawarkan
|
Hasil
Kunjungan
|
Action
Plan
|
1
|
|||||
2
|
3. Action dan Jaga Motivasi
Agar rencana anda berjalan dan tidak
hanya menjadi sekedar mimpi, yang anda butuhkan tentu saja segera bangun dan
Action. Tanpa adanya action anda hanya akan menjadi seorang pemimpi. Yang perlu
anda waspadai adalah kondisi motivasi anda dalam menjalankan seluruh rencana
anda. Apalagi apabila itu adalah sebuah rencana besar jangka panjang dan
memerlukan rutinitas dengan intensitas tinggi setiap hari. Kondisi motivasi
anda tentu akan naik turun. Itu adalah kondisi yang sangat alami.
Untuk itu, anda perlu terus menjaga
motivasi. Membaca buku-buku motivasi, mengikuti seminar-seminar motivasi, menonton
film bisa anda lakukan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan motivasi
anda. Dan jangan lupa, Refreshing, hal ini akan sangat anda perlukan untuk
kembali me recharge energy anda.